Penarikan Kesimpulan
Pernyataan implikasi beserta
komponen – komponen penbentuknya, yaitu hipotesis dan konklusi, dapat digunakan
untuk melakukan penarikan suatu kesimpulan. Pada penarikan kesimpulan, terlebih
dahulu perlu diketahui satu atau beberapa pernyataan yang diketahui bernilai
benar dan pernyataan terakhir sebagai konklusi atau kesimpulan. Pernyatan –
pernyataan tersebut masing – masing disebut sebagai “premis”, sedangkan
kumpulan semua premis disebut sebagai “argumen”.
Jika konjungsi dari premis-premis
berimplikasi konklusi, argumentasi itu dapat dikatakan berlaku atau sah.
Sebaliknya, kalau konjungsi dari premis-premis tidak berimplikasi konklusi maka
argumen itu dikatakan tidak sah. Jadi, suatu argumentasi dikatakan sah
kalau premis-premisnya bernilai benar maka konklusinya juga benar. Beberapa
pembuktian langsung yang dianggap sah/valid antara lain : modus ponens, modus
tollens, dan silogisme.
Kita akan mempelajari 3 prinsip
dalam menarik kesimpulan yang sah, yaitu :
a. Modus
Ponens
Modus Ponens Cara penarikan kesimpulan dengan modus ponens (kaidah
pengasingan) yaitu menuliskan premis-premisnya baris demi baris dari atas ke
bawah, kemudian dibubuhi garis mendatar sebagai pembatas premis-premis dengan
kesimpulan/konklusi.
Modus ponens dinyatakan dalam bentuk :
Premis 1 : p → q (B)
Premis 2 : p (B)
________________________
Konklusi : q (B)
Dalam bentuk simbol, penarikan kesimpulan dengan modus
ponens dapat ditulis sebagai berikut : [(p →q) ᴧ p]→ q
penarikan
kesimpulan dengan modus ponen dapat dilihat pada tabel berikut :
|
|
|
Benar
|
Benar
|
Benar
|
Benar
|
Salah
|
Salah
|
Salah
|
Benar
|
Benar
|
Salah
|
Salah
|
Benar
|
pada baris pertama tabel diatas adalah : jika P maka Q
bernilai benar dan P bernilai benar jadi kesimpulannya Q bernilai benar.
contoh modus ponen :
Contoh 1.
Jika
nilai matematikamu 8 maka kamu lulus ujian
|
Kamu
mendapat nilai matematika 8
|
|
kamu
lulus ujian
|
Contoh 2.
·
Premis
1 : Jika saya menjatuhkan telur, maka telurnya akan
pecah.
·
Premis 2 : Saya
menjatuhkan Telur.
·
Kesimpulan
: Oleh Karena Itu, Telurnya akan pecah.
Namun
bagaimana jika dibalik dengan kesalahan logika “membenarkan akibat” telur pecah
:
·
Premis
1 : Saya menjatuhkan telur, maka telurnya akan pecah.
·
Premis
2 : Telurnya pecah.
·
Kesimpulan
: Oleh Karena Itu, pasti saya menjatuhkan telur.
(padahal
penyebab telur pecah bisa terjadi karena beberapa peristiwa seperti telur
diinjak, telur menetas, dilempar)
Contoh 3.
Premis 1 : Jika Budi rajin
berolahraga maka badannya sehat.
Premis 2 : Budi rajin berolahraga.
Premis 2 : Budi rajin berolahraga.
Pembahasan
p → q
p
________
∴ q
Jika Budi rajin berolahraga maka badannya sehat.
p q
Budi rajin berolahraga
p
Kesimpulan adalah q : Badan Budi sehat
b. Modus
Tollens
Cara penarikan kesimpulan dengan
modus ponens (kaidah penolakan akibat) yaitu dari premis-premis p q dan q dapat
diturunkan konklusi p.
Modus tollens
dinyatakan dalam bentuk :
Premis 1 : p → q (B)
Premis 2 : ̴̴ q (B)
Konklusi : ̴ p (B)
Dalam bentuk simbol,
penarikan kesimpulan dengan modus ponens dapat ditulis sebagai berikut : [(p→ q) ᴧ ̴ q] →
̴ p
penarikan
kesimpulan dengan modus tollens dapat dilihat pada baris ke – 4 dari tabel
berikut :
|
|
|
Benar
|
Benar
|
Benar
|
Benar
|
Salah
|
Salah
|
Salah
|
Benar
|
Benar
|
Salah
|
Salah
|
Benar
|
Contoh 1.
Tentukan kesimpulan dari :
Premis 1 : Jika hari cerah maka
Budi bermain bola.
Premis 2 : Budi tidak bermain bola.
Pembahasan
p : Hari cerah
q : Budi bermain bola
Penarikan kesimpulan dengan prinsip Modus Tollens
p → q
~q
_______
∴ ~p
Sehingga kesimpulannya adalah " Hari tidak cerah "
Premis 2 : Budi tidak bermain bola.
Pembahasan
p : Hari cerah
q : Budi bermain bola
Penarikan kesimpulan dengan prinsip Modus Tollens
p → q
~q
_______
∴ ~p
Sehingga kesimpulannya adalah " Hari tidak cerah "
Contoh 2.
Premis 1: Jika seseorang adalah
siswa SMK maka ia pintar
Premis 2: Orang itu tidak pintar.
________________________
Kesimpulan: Orang itu bukan siswa
SMK.
c. Silogisme
Cara penarikan kesimpulan dengan
silogisme yaitu dari premis p q dan q r dapat ditarik konklusi p r. Kaidah
silogisme menggunakan sifat transitif dari implikasi.
Silogisme dinyatakan dalam bentuk :
Premis 1 : p → q
(B)
Premis 2 : q → r (B)
Konklusi : p → r (B)
Dalam bentuk simbol,
penarikan kesimpulan dengan modus ponens dapat ditulis sebagai berikut : [(p→ q) ᴧ (q→ r)]→ (p→ r)
tabel
nilai kebenaran silogisma adalah sebagai berikut :
P
|
Q
|
R
|
|
|
|
benar
|
benar
|
benar
|
benar
|
benar
|
benar
|
benar
|
benar
|
salah
|
benar
|
salah
|
salah
|
benar
|
salah
|
benar
|
salah
|
benar
|
benar
|
benar
|
salah
|
salah
|
salah
|
benar
|
salah
|
salah
|
benar
|
benar
|
benar
|
benar
|
benar
|
salah
|
benar
|
salah
|
benar
|
salah
|
benar
|
salah
|
salah
|
benar
|
benar
|
benar
|
benar
|
salah
|
salah
|
salah
|
benar
|
benar
|
benar
|
penarikan
suatu kesimpulan dinyatakan sah (valid), jika implikasi dari konjungsi
premis-premis dengan kesimpulan atau konklusi merupakan tautologi.
Contoh 1.
Tentukan kesimpulan dari :
Premis 1 : Jika Budi rajin belajar maka ia disayang ayah.
Premis 2 : Jika Budi disayang ayah maka ia disayang ibu.
Pembahasan
Penarikan kesimpulan dengan prinsip silogisme
p → q
q → r
_________
Premis 1 : Jika Budi rajin belajar maka ia disayang ayah.
Premis 2 : Jika Budi disayang ayah maka ia disayang ibu.
Pembahasan
Penarikan kesimpulan dengan prinsip silogisme
p → q
q → r
_________
∴ p → r
Sehingga kesimpulannya adalah " Jika Budi rajin belajar maka ia disayang ibu"
Sehingga kesimpulannya adalah " Jika Budi rajin belajar maka ia disayang ibu"
Contoh 2.
(1) Rumah Amin terletak di sebelah
barat rumah Akbar.
(2) Rumah Akbar terletak di
sebelah barat rumah Abdur
________________________
Jadi, rumah Amin terletak di
sebelah barat rumah Abdur
d. Latihan
soal dan Penyelesaian
1. Diketahui premis-premis sebagai
berikut:
P1 : Jika
Fauzi seorang pegawai negeri maka setiap bulan ia mendapat gaji
P2 : Fauzi
adalah seorang pegawai negeri
Kesimpulan
dari premis-premis di atas adalah ....
A. Fauzi bukan
seorang pegawai negeri
B. Fauzi
seorang karyawan
C. Fauzi tidak
mendapat gaji setiap bulan
D. Fauzi
mendapat gaji setiap bulan
E. Fauzi
seorang pegawai negeri
Kunci D
Pembahasan
:
Komposisi
premis-premis diatas sesuai dengan modus
Ponens, yaitu:
P1 : p → q
P2 : p
Kesimpulan: q
q ≡ Fauzi mendapat gaji setiap bulan
2. Diketahui premis-premis:
P1 : Jika ia
dermawan maka ia disenangi masyarakat
P2 : Ia tidak
disenangi masyarakat.
Kesimpulan
yang sah untuk dua premis di atas adalah ...
A. Ia tidak
dermawan.
B. Ia dermawan
tetapi tidak disenangi masyarakat.
C. Ia tidak
dermawan dan tidak disenangi masyarakat.
D. Ia
dermawan.
E. Ia tidak
dermawan tetapi disenangi masyarakat.
Kunci A
Pembahasan
:
Komposisi
premis-premis diatas sesuai dengan modus
Tollens, yaitu:
P1 : p → q
P2 : ~ q
Kesimpulan: ~
p
~ p ≡ Ia tidak dermawan.
3. Diketahui pernyataan:
P1 = Jika saya
tidak belajar maka nilai ulangan saya jelek.
P2 = Jika
ulangan saya jelek maka saya tidak naik kelas.
Kesimpulan
dari pernyataan di atas adalah ...
A. Jika saya
tidak belajar maka saya tidak naik kelas
B. Jika saya
tidak belajar maka ulangan saya jelek
C. Saya tidak
naik kelas karena ulangan saya jelek
D. Jika saya
tidak naik kelas maka saya harus belajar
E. Saya tidak
belajar dan saya tidak naik kelas
Kunci A
Pembahasan
:
Komposisi
premis-premis diatas sesuai dengan Silogisme,
yaitu:
P1 : p → q
P2 : q → r
Kesimpulan: p → q
p → q ≡ Jika saya
tidak belajar maka saya tidak naik kelas
4.
Diketahui
premis – premis
(1)
Jika hari hujan, maka ibu memakai payung
(2)
Ibu tidak memakai payung
Penarikan kesimpulan yang sah dari premis – premis
tersebut adalah ….
A.
Hari tidak hujan
B.
Hari hujan
C.
Ibu memakai payung
D.
Hari hujan dan Ibu memakai payung
E. Hari tidak
hujan dan Ibu memakai payung
Jawab : A
Pembahasan
:
p = hari hujan
q = ibu memakai payung
premis 1 :
p →q
premis 2 : ~q
(
modus tolens)
___________________
Kesimpulan : ~p
~p = hari tidak hujan
5.
Diberikan
premis sebagai berikut :
Premis 1 :
Jika harga BBM naik, maka harga bahan pokok naik.
Premis 2 :
Jika harga bahan pokok naik maka semua orang tidak senang.
Ingkaran
dari kesimpulan di atas adalah:
A. Harga
BBM tidak naik.
B. Jika
harga bahan pokok naik, maka ada orang tidak senang.
C.
Harga bahan pokok naik atau ada orang tidak senang.
D.
Jika semua orang tidak senang, maka harga BBM naik.
E.
Harga BBM naik dan ada orang
Jawab
: E
Pembahasan
:
p = harga BBM naik
q =
harga bahan pokok naik
r =
semua orang tidak senang
premis
1 : p→q
premis
2 : q →
r silogisme
_________________
Kesimpulan:
p →r
ingkaran (p → r) = ~(p → r) = p ᴧ ~r
p ∧ ~r =
Harga BBM naik dan ada orang senang